contoh kalimat bahasa tionghoa klasik
- All of these pre-Qin texts were written in classical Chinese.
Semua teks pra-Qin ditulis dalam bahasa Tionghoa klasik. - The Kajkavian words are given in their most common orthographic form.
Kitab-kitab Buddhis Tiongkok kebanyakan ditulis dalam bahasa Tionghoa Klasik. - Prior to the 20th century, Korean literature was influenced by Classical Chinese literature.
Sebelum abad ke-20, sastra Korea dipengaruhi oleh sastra bahasa Tionghoa klasik. - Shenmo first appeared in the Ming Dynasty as a genre of vernacular fiction, a style of writing based on spoken Chinese rather than Classical Chinese.
Fiksi shenmo pertama muncul pada masa Dinasti Ming sebagai genre fiksi vernakular, suatu gaya penulisan berdasarkan bahasa Tionghoa lisan dan bukan bahasa Tionghoa Klasik. - Notwithstanding its prominent position throughout Chinese history as the paragon of Classical Chinese prose, little is known of the Zuo zhuan's creation and early history.
Terlepas dari posisinya yang menonjol sepanjang sejarah Tiongkok sebagai paragon prosa bahasa Tionghoa Klasik, sedikit yang diketahui mengenai penciptaan dan sejarah awal Zuo zhuan. - Theatrical drama was very popular amongst the elite and general populace, although Classical Chinese—not the vernacular language—was spoken by actors on stage.
Drama teatrikal juga sangat populer dikalangan elit dan masyarakat umum, walaupun bahasa yang dituturkan oleh aktor di panggung adalah bahasa Tionghoa klasik dan bukanlah bahasa Tionghoa sehari-hari. - It was used as early as 1906 in writings by Zhu Wenxiong to differentiate a modern, standard Chinese from classical Chinese and other varieties of Chinese.
Ia digunakan paling awal pada 1906 dalam tulisan oleh Zhu Wenxiong untuk membedakan bahaasa Tionghoa modern dan standar dari bahasa Tionghoa Klasik, dan varietas bahasa Tionghoa lainnya. - Chinese text written before the 20th century was in Classical Chinese, which is much different from the written vernacular Chinese used today, even in traditional characters.
Naskah Tiongkok yang ditulis sebelum abad ke-20 ditulis dalam bahasa Tionghoa Klasik, yang jauh berbeda dari bahasa Tionghoa tertulis yang digunakan saat ini, bahkan dalam karakter tradisional. - Literary Chinese was used for almost all formal writing in China until the early 20th century, and also, during various periods, in Japan, Korea and Vietnam.
Bahasa Tionghoa Klasik suatu ketika dipakai untuk segala bentuk korespondensi resmi sampai awal abad ke-20, tidak hanya di Tiongkok saja tetapi (selama beberapa lama pada masa yang berbeda-beda) juga di Korea, Jepang, dan Vietnam. - Classical Chinese, the language of older Chinese literature and the Confucian, Taoist, and in East Asia also of the Mahayana Buddhist sacred texts, which also differs markedly from contemporary spoken Mandarin.
Bahasa Tionghoa Klasik, bahasa sastra Tiongkok yang lebih tua dan Konfusianisme, Taoisme, dan di Asia Timur juga dalam teks-teks sakral Buddha Mahayana, yang jelas berbeda dari bahasa Mandarin percakapan kontemporer. - The Shorter Sukhāvatīvyūha Sūtra was translated from Sanskrit into Classical Chinese by Tripiṭaka master Kumārajīva in 402, but may have existed in India as early as the year 100 in a Prakrit.
(Tanah Kebahagiaan) Sutra Pendek Sukhāvatīvyūha diterjemahkan dari bahasa Sansekerta ke dalam bahasa Tionghoa Klasik oleh master Tripiṭaka Kumārajīva tahun 402, namun mungkin telah ada di India paling awal pada tahun 100 dalam bahasa Prakerta. - The Zuo zhuan is the source of more Chinese sayings and idioms than any other classical work, and its concise, flowing style came to be held as a paragon of elegant Classical Chinese.
Zuo zhuan merupakan sumber peribahasa dan idiom bahasa Tionghoa yang lebih banyak daripada karya klasik lain mana pun, dan gayanya yang ringkas dan mengalir mulai dianggap sebagai paragon bahasa Tionghoa Klasik yang elegan. - However, Vietnam was also heavily Sinicized, using Classical Chinese as its official literary language and adopting most aspects of Chinese culture, including the administrative system, architecture, philosophy, religion, literature of China, and even a general cultural outlook.
Namun, Vietnam juga sangat sinifikasi, menggunakan Bahasa Tionghoa Klasik sebagai bahasa sastra resmi dan mengadopsi sebagian besar aspek budaya Tionghoa, termasuk sistem administrasi, arsitektur, filsafat, agama, sastra, dan bahkan pandangan budaya umum.